Sabtu, 30 Oktober 2010

EPIRB.

Pernahkah kita terpikir, jika sewaktu pelaut atau petualang yang ada di daratan mengalami sebuah malapetaka, dimana karena kejadian tersebut, mereka tidak bisa lagi menggunakan semua peralatan dan fasilitas komunikasi atau terputus dengan semua hubungan yang bisa menyelamatkan nasib mereka. Berdoa dan berserah diri kepada Yang Kuasa adalah hal utama yang akan dilakukan oleh setiap orang. Sedangkan berusaha untuk tetap hidup juga hal yang mutlak dilakukan.
Hingga saat ini, salah satu konsep penyelamatan terakhir adalah dengan menggunakan EPIRB. Apa itu EPIRB ? Emergency Position Indicating Radio Beacon atau disingkat dengan EPIRB adalah radio transmitter panggilan darurat yang ringan yang dapat terapung di permukaan air. Mentransmisikan gelombang signal tanpa bunyi pada gelombang VHF di ferkuansi 121,5 MHz dan 243 MHz. Bila diaktifkan akan bekerja secara terus menerus selama 48 jam.

Tipe APIRB yang lebih baik ditransmisikan ke satelit pada gelombang UHF di frekuensi 406 HMz.
Modal EPIRB yang dapat diunggulkan adalah:
1.  Memiliki tanda kusus
2.  Dapat mendeteksi dan merinci kode asli sinyal darurat
3.  Dapat dideteksi langsung dari radius jarak 5 km, VHF radius 20 km
4. Tidak menunggu satelit berada pada orbit terdekat dengan tempat kejadian dan setasiun penerima di daratan. Untuk tipe VHF harus menunggu satelit berada orbit terdekat untuk menerime, menyimpan, berjalan diatas orbit terdekat dengan stasiun pnerima untuk di pancarkan kembali.
5.  Bapat bekerjasama dengan sinyal transmitter 121,5 yang ada di pesawat SAR.

Efisiensi pengoperasian EPIRB memberikan manfaat yang berarti dalam keadaan terapung dan antena terpasang. Dalam dalam keadaan terendam di air akan memberikan maksimal pantulan sinyal.
Apabial  EPIRB telah diaktifkan, maka alat tersebut tidak akan pernah dimatikan sampai datang bantuan ke lokasi untuk memberikan  tindakan penyelamatan. Pada konsepnya hanya  1 unit EPIRB yang boleh di aktifkan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kebingungan penerimaan sinyal di stasiun penerimaan.

Cara kerja EPIRB

Sistem COSPAS / SARSAT ( search & recovery satellite ) menerima sinyal dari EPIRB melalui salah satu satelit dari keempat satelit yang selalu mengorbit ke bumi. Jika satelit telah menerima sinyal akan langsung di transmisikan oleh salah satu dari sekian banyak setasiun penerima setempat (LUT).UntukWilayah Asia Tenggara,  LUT berada di jakarta, Ambon, Singapura dan new zealand.
Informasi yang diterima diteruskan kepemerintah yang berwenang sehingga rencana dan penyelamatan dapat segera dilaksanakan.
Read More......

Selasa, 12 Oktober 2010

Sejarah Terbentuknya Sertifikasi ISO 9000.

Kata ISO mungkin sudah sering kita dengar, tapi sebenarnya bagaimana ISO itu terjadi dan bagaimana lahirnya untuk kepentingan dunia perdagangan ? Pada kesempatan ini bisa diuraikan secara ringkas, bagaimana ISO itu terbentuk,

Pre ISO 9000
Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu dalam industri teknologi tinggi di Inggris, seperti amunisi yang meledak saat masih di pabrik pembuatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan mensyaratkan pabrik untuk mendokumentasikan prosedur serta menunjukannya dengan bukti-bukti terdokumentasi untuk membuktikan bahwa prosedur tersebut telah dilakukan sesuai dengan yang dituliskan. Nama standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai standar manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi bagaimana mengelola proses pembuatannya. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris meyakinkan ISO untuk mengadopsi BS 5750 sebagai standar internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi ISO 9000.
Versi 1987
Standar ISO tentang SMM versi 1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan 3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas suatu organisasi:- ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance) dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan bagi organisasi yang memiliki aktivitas menciptakan produk baru. - ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan pelayanan yang dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa aktivitas menciptakan produk baru. - ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja. - ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat khususnya, namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan standar ini adalah pada kesesuaian dengan prosedur-prosedur daripada terhadap proses manajemen secara keseluruhan.

Versi 1994
Standar ISO tentang SMM versi 1994 menekankan QA melalui tindakan preventif, sebagai ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap melanjutkan pembuktian kepatuhan dengan prosedur-prosedur terdokumentasi. Dan karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi cenderung menghasilkan begitu banyak manual prosedur sehingga membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi yang tidak perlu.

Versi 2000
Standar ISO tentang SMM versi 2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Versi 2000 ini membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO 9000 ini dengan menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran, pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, daripada hanya melakukan inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga menuntut keterlibatan manajemen puncak dalam mengintegrasikan manajemen mutu dengan sistem bisnis secara keseluruhan, dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke administrator yunior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas melalui pengukuran-pengukur an statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan. Kritisi terhadap versi 1994, terkait dengan beban dokumentasi sistem manajemen mutu, ditanggapi pada versi 2000 sebagai berikut: - Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2000, organisasi harus mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi) bahwa SMM telah diterapkan secara efektif. - Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi persyaratan ISO 9001:2000. Bukan dokumentasi yang menentukan proses.- ISO 9001:2000, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi mengembangkan jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan untuk mendemonstrasikan perencanaan yang efektif, operasi dan kontrol prosesnya serta penerapannya dan peningkatan dari efektifitas SMM.- Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan ”documented quality management system”, and not a “system of documents”.

Versi 2008
Pada tanggal 14 Nopember 2008, ISO telah menerbitkan standar SMM versi 2008, yaitu ISO 9001:2008, Quality management system – Requirements. Secara umum tidak muncul adanya persyaratan baru pada standar ini dibandingkan versi sebelumnya. Revisi yang dilakukan adalah untuk mempertegas pernyataan-pernyata an dalam standar yang dianggap perlu untuk dijelaskan. Misalnya: jenis pengendalian yang dapat diterapkan untuk outsourced processes, satu prosedur tunggal dapat digunakan untuk mengatur beberapa kegiatan yang wajib didokumentasikan, dan penyelarasan dengan standar-standar terkait yang terbit dalam periode 2000-2008, seperti ISO 9000:2005, ISO 19011:2002, dan ISO 14001:2004. Terkait dengan masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International Accreditation Forum) menyetujui skema sebagai berikut:- 12 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan (baru maupun re-sertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008- 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku. Meskipun dalam masa transisi, sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008, namun organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya. Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000 sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program pelatihan/dokumenta si dan perubahrnnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan/konsultas i ISO 9001:2008.

Read More......

Rabu, 17 Februari 2010

PRINSIP MANAJEMEN

Manajement merupakan sebuah ilmu yang digunakan oleh seorang pimpinan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan demi mencapai sebuah tujuan perusahaan. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut pihak manajemen bekerja berdasarkan prinsip – prinsip yang ada untuk mendapatkan profit sesuai dengan tujuan perusahaan. Secara umum prinsip manajemen itu meliputi :
1 - Organisasi yang berorientasi pada pelanggan yaitu :Organisasi harus mengerti kebutuhan pelanggan untuk saat ini dan mendatang, memenuhi persyaratannya dan berusaha memberikan lebih dari yang mereka harapkan.
Manfaat Utama :
a.Meningkatkan pendapatan dan market share melalui respon yang fleksibel dan cepat pada peluang pasar
b.Meningkatkan efektifitas dalam penggunaan sumber daya organisasi dalam pencapaian kepuasan pelanggan
c.Meningkatkan loyalitas pelanggan
2 - Kepemimpinan, dimana :Para pemimpin menetapkan kebersamaan dalam tujuan dan arah organisasi . Mereka sebaiknya menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang membuat orang dapat sepenuhnya terlibat dalam pencapaian sasaran organisasi.
Manfaat Utamanya adalah :
a.Karyawan akan mengerti dan termotivasi ke arah pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
b.Kegiatan-kegiatan dievaluasi , terarah dan diterapkan dengan cara kebersamaan c.Kesalahan komunikasi antara tingkatan dalam organisasi dapat diperkecil.

3 - Keterlibatan karyawan, yaitu : Karyawan di semua tingkatan adalah penting bagi organisasi dan keterlibatan yang penuh membuat semua kemampuan mereka dapat digunakan untuk kepentingan organisasi.
Manfaat Utama :
a.Motivasi , membuat komitmen dan melibatkan karyawan
b.Inovasi dan kreativitas dalam mencapai sasaran organisasi
c.Karyawan menjadi dapat diandalkan berdasarkan kinerja mereka d.Karyawan dipacu untuk berpartisipasi dan berkontribusi untuk perbaikan yang berkesinambungan.

4 - Pendekatan Proses adalah, Hasil yang diinginkan dicapai lebih efisien bila sumber daya -sumber daya terkait dan aktifitasnya dikelola sebagai suatu proses Manfaat Utama :
a.Biaya yang lebih rendah dan waktu yang lebih singkat melalui penggunaan sumber daya yang efektif
b.Hasil menjadi lebih baik konsisten dan dapat diperkirakan
c.Terfokus dan diprioritaskan pada peluang untuk perbaikan.

5 - Pendekatan Sistem dalam Manajemen yaitu, Mengidentifikasi, memahami dan mengelola suatu sistem dari proses-proses yang saling terkait guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Manfaat Utama :
a.Integrasi & aligment proses akan memberikan pencapaian terbaik pada hasil yang diinginkan
b.Kemampuan untuk memfokuskan upaya pada proses-proses yang dilakukan.c.Memberikan kepercayaan pada pihak-pihak terkait dalam hal konsistensi, efektifitas dan efisiensi organisasi.

6 - Perbaikan Yang Berkesinambungan adalah, Perbaikan yang berkesinambungan sebaiknya dijadikan sebagai sasaran permanen organisasi
Manfaat Utama
a.Menerapkan pendekatan organisasi secara luas yang konsisten untuk perbaikan yang berkesinambungan
b.Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai metode dan alat-alat untuk perbaikan yang berkesinambungan
c.Melakukan perbaikan yang berkesinambungan atas produk proses &sistem melalui penetapan sasaran secara individual.

7 - Pendekatan faktual dalam mengambil keputusan adalah, Keputusan yang efektif berdasarkan analisas data dan informasi
Manfaat Utama
a.Keputusan yang diinformasikan
b.Meningkatkan kemampuan untuk mendemonstrasikan efektifitas keputusan yang lalu dengan merujuk pada sejarah yang faktual
c.Meningkatkan kemampuan untuk meninjau, menantang dan merubah opini dan keputusan.

8 - Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok yaitu, Organisasi dengan pemasok-pemasoknya merupakan saling ketergantungan dan mempunyai hubungan yang saling menguntungkan guna meningkatkan kemampuan keduanya dalam menciptakan nilai Manfaat Utama
a.Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai antara kedua belah pihak.
b.Bersama-sama merespon dengan fleksibel dan cepat perubahan pasar atau kebutuhan dan harapan pelanggan
c.Optimalisasi biaya dan sumber daya.
Read More......

Minggu, 29 November 2009

Mooring Master.

Salah satu dari sumber alam yang ada di dunia adalah minyak bumi, minyak bumi didapat dengan cara ditambang baik di daerah daratan maupun dilautan bebas. Pada daerah daratan mungkin untuk memproduksi minyak bumi lebih mudah dari pada memproduksi minyak bumi di lautan. Di daerah daratan selain sumber daya manusia yang professional juga dibutuhkan alat – alat yang relative mudah didistribusikan dan di operasikan dibandingkan dengan daerah lautan. Bila diliat dari supply dan pendistribusiannya maka daerah daratan juga lebih banyak kemudahan dari pada daerah lautan. Seperti apakah proses pendistribusian minyak mentah di daerah lautan ?
Untuk proses pendistribusian minyak mentah di daerah lautan dipakai berbagai cara yaitu :
1.Sistim STS ( Ship to ship )
2.Sistim CBM ( Convensional Bouy Mooring )
3.Sistim SPM ( Single Point Mooring )















1.Sistim STS ( Ship to ship )
Sehubungan mungkin tidak cukup dalamnya perairan, memiliki alur masuk sempit, atau memiliki dermaga yang kecil sehingga tidak dapat mengakomodasikan VLCCs (very large crude carriers) atau ULCC (ultra large crude carriers). sandar dalam terminal di dalam pelabuhan. Maka lightering membolehkan pembongkaran lepas pantai muatan minyak mentah dari tanker-tanker yang sangat besar ini. Bagaimana caranya? Proses lightering melalui olah gerak sebuah kapal tanker yang lebih kecil (SS) sandar pada tanker yang lebih besar atau STBL (ship-to-be-lightered), khususnya dengan kedua kapal tanker berlayar. Kedua kapal tanker disandarkan bersama dengan tali-tali bersamaan menggunakan bumpers karet yang biasa disebut fender atau dapra, di antara dua kapal tanker untuk mencegah kerusakan akibat benturan. Sebagian dari muatan minyak mentah dari kapal tanker yang lebih besar dibongkar melalui slang-slang yang dihubungkan antara kedua tanker ke tanker yang lebih kecil. Kedua tanker ini mungkin STSnya dengan STBL berlabuh jangkar atau berlayar terus menerus selagi memindahkan muatan mengambil tempat tergantung pada kondisi laut/cuaca. Lokasi lightering ini yang pernah terjadi di pantai timur AS terutama ditentukan oleh kedalaman air dan kepadatan lalulintas. Di teluk Mexico proses ini mengambil tempat 20 hingga 60 mil dari daratan. Di AS tanker sebagai SS mungkin memiliki Nakhoda/Captain yaitu Mooring Master. Jika SS tidak dilengkapi dengan MM, atau Captain tidak mampu melakukan operasi penyandaran maka jasa MM sangat diperlukan.

2.Sistim CBM ( Convensional Bouy Mooring )
Yang kedua yaitu CBM, yaitu tempat pengepilan tanker dengan menggunakan empat atau lebih bouy kepil dan mungkin dibantu dengan melego jangkar kapal. Pembongkaran pemuatan minyak melalui saluran pipa di dasar laut menuju tanki-tanki di darat.














3.Sistim SPM ( Single Point Mooring )
Yang ketiga adalah SPM yaitu sebuah fasilitas bongkar/muat melalui saluran pipa-pipa di dasar laut ke/dari tanki darat, di mana tanker terlindung dengan haluan ditambat ke bui tunggal dan bebas untuk berputar 360ยบ umumnya akibat arus dan angin.
Untuk penyandaran/pengepilan tanker di dermaga adalah suatu keahlian dan ketrampilan yang telah banyak dimiliki oleh para Nakhoda dan Pandu laut, namun pengepilan di STS, CBM dan SPM serta pengetahuan tentang pertankeran tentu memerlukan pelatihan dan keahlian lanjut dari para Nakhoda,

Kesimpulannya, Proses supply minyak mentah di laut lepas sangat memerlukan tenaga SDM yang benar – benar professional yaitu seorang yang mempunyai pengalaman sebagai Mooring Master.
Pendidikan MM hanya bisa bisa didapat di Negara Perancis dan Jepang karena sulitnya fasilitas, Instruktur praktisi (tidak teoritis), bahan-bahan referensi pelajaran dan lain-lain.



Read More......

SKALA LIKERT

Pernahkah anda mendengar suatu perhitungan yang menggunakan skala likert ?
Secara umum Skala likert digunakan untuk pengukuran dan perhitungan perilaku. Hasil dari perhitungan perilaku ini biasanya digunakan oleh manajemen untuk mengambil sikap, langkah – langkah serta kebijakan untuk kebaikan perusahaan.
Skala berisi tentang pernyataan dan disertai jawaban setuju-tidak setuju, sering-tidak pernah, cepat-lambat, baik-buruk dan sebagainya tergantung dari tujuan pengukuran yang diinginkan.
Hasil yang menggunakan barometer skala likert biasanya dilakukan sekali atau dua kali setahun dimana subjek yang akan diukur merupakan mitra, rekanan maupun pelanggan dari sebuah perusahaan.
Hasil dari Skala likert tersebut akan dapat dilihat antara lain ;
1.Gambaran secara kasar posisi individu dalam kelompoknya / posisi relative.
2.Perbandingan skor antara subjek dengan kelompok normatifnya.
3.Cara penyusunan pengukuran sederhana dan mudah

Bagaimana Langkah penyusunan untuk perhitungan skala likert ?
1.Memahami dan menentukan apa yang akan di ukur.

2.Membuat alat pandu / blue print yang berguna untuk penyusunan alat – alat ukur dengan memasukan indicator secara teorutis dan logis serta membuat pernyataan yang yang lebih banyak dan dibuat secara Favorable / unfavorable.

3.Membuat item yang sesuai, kemudian di uji hingga didapatkan item yang baik dimana dapat digunakan sebagai alat ukur untukdiinterpretasikan.
4. Menentukan nilai ( t ) yaitu dengan menghitung dan menjumlahkan skor tiap subjek kemudian dikelompokan menjadi dua yaitu menggunakan mean / median jika subjek sedikit atau dengan ( % ) jika subjek lebih banyak.

5.Menghitung nilai t dengan rumus t = XH – XL / √ ( SH ² / nH + SL² / nL ) dimana XH : rata – rata skor pada kelompok tertinggi, XH merupakan rata – rata skor pada kelompok terendah, SH ² : varian distribusi jawaban pada kelompok tertinggi, SL² : varian distribusi jawaban pada kelompok terendah, nH : Jumlah Subjek pada kelompok tertinggi, nL : Jumlah Subjek pada kelompok tertinggi.

6.Selanjutnya pilihlah sekitar 20 – 25 item yang mempunyai nilai ( t ) tinggi dimana dapat mewakili pernyataan favorable dan unfavorable dengan memakai nilai t minimal = 1.75

7.Mencari nilai korelasi ( r ) dengan cara menghitung dan menjumlahkan skor tiap subjek serta mengkolerasikan skor tiap item dengan skor total yang diperoleh setiap subjek.

8.Selanjutnya pilihlah sekitar 20 – 25 item yang mempunyai nilai ( r ) tinggi dimana dapat mewakili pernyataan favorable dan unfavorable dengan memakai nilai r minimal = 0.3

9.Susunlah semua pernyataan hingga menjadi satu set skala berdasarkan indicator maupun item favorable dan unfavorable.

10.Untuk mengitrepretasikan skor skala liker tidak bias dilakukan secara langusng tetapi dibandingkan dengan skor kelompok normativenya.

11.Bentuk Skala respon adalah : STS……..TS……N……S…..SS , dimana STS Sangat Tidak Setuju, TS adalah Tidak Setuju , N Ragu – ragu , S setuju, SS sangat Setuju.

12.Membuat perhitungan Frekwensi ( f ) jawaban subjek untuk masing kategori respon, menghitung proporsi ( p ) masing – masing respon dengan membagi frekwensi dengan jumlah responden, menghitung proporsi komulatif ( pk ) dan titik tengah proporsi komulatif atau ( pk – t )

13.Data sudah bisa di sajikan ke dalam tabel dimana pada format bagian atas dari kiri ke kanan adalah : STS……..TS……N……S…..SS ( untuk item favorable sedangkan kalau dibalik untuk item unfavorable. ) sedangkan untuk format dari atas ke bawah dapat diisi dengan ( f ), ( p=f/n ), pk , pk – t = 0.5p + pk , z , z – ( z paling kiri ) , dan paing bawah adalah jumlah pembulatan.

14.Nilai z adalah nilai skor untuk respon dengan mencari dari tabel deviasi normal yaitu dimulai menetukan titk nol pada respon paling kiri / paling rendah untuk setiap item yang ada.

Read More......