Pernahkah kita terpikir, jika sewaktu pelaut atau petualang yang ada di daratan mengalami sebuah malapetaka, dimana karena kejadian tersebut, mereka tidak bisa lagi menggunakan semua peralatan dan fasilitas komunikasi atau terputus dengan semua hubungan yang bisa menyelamatkan nasib mereka. Berdoa dan berserah diri kepada Yang Kuasa adalah hal utama yang akan dilakukan oleh setiap orang. Sedangkan berusaha untuk tetap hidup juga hal yang mutlak dilakukan.
Hingga saat ini, salah satu konsep penyelamatan terakhir adalah dengan menggunakan EPIRB. Apa itu EPIRB ? Emergency Position Indicating Radio Beacon atau disingkat dengan EPIRB adalah radio transmitter panggilan darurat yang ringan yang dapat terapung di permukaan air. Mentransmisikan gelombang signal tanpa bunyi pada gelombang VHF di ferkuansi 121,5 MHz dan 243 MHz. Bila diaktifkan akan bekerja secara terus menerus selama 48 jam.
Tipe APIRB yang lebih baik ditransmisikan ke satelit pada gelombang UHF di frekuensi 406 HMz.
Modal EPIRB yang dapat diunggulkan adalah:
1. Memiliki tanda kusus
2. Dapat mendeteksi dan merinci kode asli sinyal darurat
3. Dapat dideteksi langsung dari radius jarak 5 km, VHF radius 20 km
4. Tidak menunggu satelit berada pada orbit terdekat dengan tempat kejadian dan setasiun penerima di daratan. Untuk tipe VHF harus menunggu satelit berada orbit terdekat untuk menerime, menyimpan, berjalan diatas orbit terdekat dengan stasiun pnerima untuk di pancarkan kembali.
5. Bapat bekerjasama dengan sinyal transmitter 121,5 yang ada di pesawat SAR.
Efisiensi pengoperasian EPIRB memberikan manfaat yang berarti dalam keadaan terapung dan antena terpasang. Dalam dalam keadaan terendam di air akan memberikan maksimal pantulan sinyal.
Apabial EPIRB telah diaktifkan, maka alat tersebut tidak akan pernah dimatikan sampai datang bantuan ke lokasi untuk memberikan tindakan penyelamatan. Pada konsepnya hanya 1 unit EPIRB yang boleh di aktifkan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kebingungan penerimaan sinyal di stasiun penerimaan.
Cara kerja EPIRB
Sistem COSPAS / SARSAT ( search & recovery satellite ) menerima sinyal dari EPIRB melalui salah satu satelit dari keempat satelit yang selalu mengorbit ke bumi. Jika satelit telah menerima sinyal akan langsung di transmisikan oleh salah satu dari sekian banyak setasiun penerima setempat (LUT).UntukWilayah Asia Tenggara, LUT berada di jakarta, Ambon, Singapura dan new zealand.
Informasi yang diterima diteruskan kepemerintah yang berwenang sehingga rencana dan penyelamatan dapat segera dilaksanakan.